Sabtu, 12 Maret 2011

Your Eyes

Hey, this fanfiction created by Herentia Soegiri. Salah satu sahabat saya yang jago banget bikin ff. Dan ini ff favorite saya jadi aku post deh. Enjoy reading!

Your Eyes (FF one shot)

by Herentia Soegiri on Thursday, September 9, 2010 at 8:57pm
cuap-cuap by heren:
Annyeong readers.. author comeback dengan FF one shot dulu yaahh!
sebagai pembukaan XD 
Setelah sekian lama akhirnya saia menyatakan saia berhasil membuat FF dengan Siwon oppa sebagai tokoh utamanya *saya bangga* (apa coba) *di timpuk readers.
Ok dibanding author yang cerewet ini ngoceh langsung aja karena critanya juga panjang.
Ah iya! jangan lupa komenn dan likee terutama di baca.. Don't be silent reader ok? ^^

cast: 
- Kim Hamun
- Choi Siwon
- Cho Hana
- Cho Kyuhyun 

Your Eyes START!

Hamun  membuka pintu apartementnya, ruangan apartement itu gelap. Hamun terdiam sejenak lalu tersenyum.
Hamun melihat jam dindingnya, jam 9 lewat. Ini cukup pagi baginya, biasanya dia pulang dari lokasi syuting sekitar jam 2 pagi. Lama kelamaan Hamun merasa bosan akhirnya dia beranjak dari tempatnya menghapus makeupnya lalu berganti baju. Dia mengambil kaca mata dan topinya lalu berjalan keluar dari apartemennya.
Entah dia sendiri tidak tau dia mau kemana, hanya saja dia ingin mencari angin segar. Kepalanya terasa penat dan sangat pusing. Entah kenapa dia merasa begitu sendirian.
‘Aku benci perasaan ini.’ batin Hamun.
Hamun berjalan keluar dari gedung apartementnya dia menyusuri jalan Ibu Kota Korea Selatan itu. Jalan masih tampak sangat terang seakan kota itu tidak menyadari bahwa matahari sudah berganti menjadi bulan. Hamun menyelusuri jalan yang ramai lalu langkah kakinya berhenti pada sebuah kafe. Tempat itu tampak tenang dari luar.
Tiba-tiba saja perasaannya mendorong dirinya untuk membuka pintu itu dan masuk kedalam kafe itu. Belum sekalipun Hamun pernah masuk ke kafe itu sebelumnya. Hamun juga bukan tipe orang yang suka duduk dan minum kopi dengan santai, karena jadwal selalu mengejar dirinya. Karena itu ia merasa sedikit aneh.
“Selamat datang.” Sapa salah satu pelayan disana.
Hamun menurunkan topinya lagi , untuk menutupi identitasnya , di menyamarkan senyuman tipis lalu memilih tempat duduk. Dia duduk di pojok ruangan di samping kaca. “Aku mau satu coffee late.” Ucapnya setelah memilih, lalu ia memandang keluar jendela dan mendesah panjang.
Tak lama kemudian pesanannya datang. Hamun menyeruput sedikit kopinya yang terasa panas. Saat ia ingin menenguknya sekali lagi Hpnya berbunyi.  Dia mengeluarkan Hpnya dan melihat nama yang tertera di layar. Dia mendesah sekali lalu mengangkatnya.
“Hamun aku berniat menambah jadwa mu lagi bulan ini. Tawaran kali ini sangat bagus. Sungguh! Bayarannyapun lumayan, kau pasti tidak akan rugi. Bagaimana?” tanya seseorang dari sebrang sana yang langsung nyerocos, tanpa basa basi.
Hamun mengingat semua jadwal yang sudah terancana untuknya bulan ini. “Bukankah smua perkerjaanku di bulan ini sudah penuh dari jam lima pagi sampai jam satu pagi kecuali hari ini? Kau pikir aku ini robot? Aku juga butuh istirahat?!”   omel Hamun.
Orang di sebrang sana terdiam sebentar. “Aku menyusun jadwal juga untukmu, kau selalu mengoceh dengan apa yang sudah ku kerjakan, tidak kah kau mengerti aku juga lelah mengurusimu yang susah di atur?!” balasnya.
“Sudah aku lelah.” Ucap Hamun lalu mematika Hpnya. Sungguh ia sudah tidak tahan lagi. Manajernya yang satu ini benar-benar tidak memikirkan keadaanya.
‘Lelah.. aku sangat lelah..’ Hamun merasa matanya sangat berat, badannya terasa panas sekali, lalu semuanya terasa gelap setelah itu.
“Hei nona apa kau baik-baik saja?” teriak seorang pegawai saat melihat hamun tiba-tiba jatuh dari tempat duduknya dan pingsan.

:::

Hamun membuka matanya perlahan, terasa sinar matahari masuk lewat celah-celah jendela.  Kepalanya terasa sangat pusing.
“Ah!! Kau sudah bangun!!” teriak seorang perempuan.
Hamun memandang sekeliling samar-samar, ‘ini bukan kamarku.’ Batin Hamun. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali dan mencoba membangunkan dirinya.
“Bagaimana perasaanmu? Sudah lebih baik?” tanya sambil menghampiri Hamun.
Hamun memperhatikan perempuan yang usianya kira-kira sama dengannya, cantik tampak berwibawa dan juga sangat manis.
“Ah iya. Tapi aku dimana?” Tanya Hamun yang kesadarannya sudah pulih.
“Ini rumahku. Kemarin kau pingsan di kafe miliku, aku sampai panik panasmu sangat tinggi semalam. Karena bingung aku membawamu kesini.” Ucapnya sambil menyodorkan satu cangkir teh hangat padaku.
Aku menerima cangkir itu dan meminumanya perlahan. “maaf merepotkanmu.”
Perempuan itu menggelengkan kepalanya. “Namaku Cho Hana.” Ucapnya sambil tersenyum manis, saat Hamun ingin memperkenalkan dirinya. “Aku tau kau siapa. Aku sangat kaget artis sepertimu bisa masuk kedalam kafeku yang kecil.” Ceritanya dengan wajah berseri.
“Hana! Dia sudah menunggumu di luar!” teriak seorang namja dari lantai bawah.
“Ah..Hamun ssi mianhe aku tidak bisa menemanimu lagii, aku harus berangkat kerja lagi. Kau boleh disini sampai kau merasa enakan. Ah iya ada kakakku di bawah. Kau tenang saja dia sangat baik walau terkadang usil. Ah aku pergi dulu yak.”  ucap Hana lalu segera berlari keluar dari ruangan itu.
Hamun merasa sangat tidak enak, dia turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu keluar. sSaat dia ingin membuka pintu ternyata diluar ada orang dan pintu yang dibuka Hamun tidak sengaja mengenai kepala orang itu. “Mianhe! Mianhe kau baik-baik saja?” tanya Hamun panik.
“Ah , iya aku baik-baik saja... auw.” Dia merintih ketika dia memegangi kepalanya.
Hamun jadi merasa sangat besalah. “sakit yak?” tanya Hamun hati-hati.
Tapi tiba-tiba namja di depannya tersenyum dan melepas tangannya dari keningnya sama sekali tidak terlihat ada luka disana.
“Kau mengerjaiku?!” tanya Hamun tak percaya.
Namja itu hanya tersenyum.  “Aku hanya bercanda, ayo cepat adikku menyuruhku mengantarmu pulang. Aku harus cepat berangkat kerja juga.” Ucapnya lalu hendak menuruni tangga tapi dia berbalik. “Namaku Cho Kyuhyun.”
Untuk sesaat Hamun terpesona laki-laki di depannya benar-benar sangat menawan terutama dengan senyumannya.

:::

“Hamun kau kemana saja? kau tahu kita ada syuting penting hari ini? Kau ini bodoh atau bagaimana sih?”
Hamun merasa dia ingin menyumpal kupingnya, baru sampai di rumah dia sudah kena oceh oleh manjernya yang dictator itu.
“Hei Hamun kau dengar aku tidak?“ ucapnya setengah berteriak karena tidak mendapat respon dari Hamun.
“kau tahu tidakk aku pingsan kemarin? Untung saja ada yang menolongku! Kau pikir kau siapa berhak memarahiku dan mengaturku sampai seperti ini. aku bilang aku sakit ataupun lelah tak sekali pun kau tak peduli. Aku juga manusia biasa. Aku juga punya batas!” omel Hamun, dia sudah tidak betah lagi, dia memang mencintai pekerjaannya tapi perlakuan manajernya membuat ia muak.
“Baiklah Hamun aku akan berhenti menjadi manajermu, kau puas? Atur saja sendiri! Kau pasti menyesal!” Teriak manajernya lalu membanting pintu dan keluar dari apartement Hamun.
Hamun benar-benar merasa pusing. Dia mengambil handphonenya dan menelpon ke kantor agensinya.
“iya ini Hamun. Maaf aku mendadak membatalkan jadwal kerjaku hari ini. bisakah aku meminta manajer baru? Hanya ada masalah kecil kami sudah memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi…. Ya.. terimakasih banyak.” Hamun melempar Hpnya keranjang setelah itu dan merebahkan dirinya di sofa. Tak lama kemudian dia kembali tertidur cukup lama.

:::

Saat dia kembali tersadar, Hamun merasa sangat lapar, dia memang belum makan apapun sejak kemarin malam dan hanya menyeruput kopi. Dia berjalan kearah kulkas tapi isinya kosong. Dibuka laci biasa dia menyimpan bahan makan disanapun kosong. Saking sibuknya Hamun sampai tidak sempat pergi ke Super Market atau pasar untuk membeli kebutuhannya.
Karena itu Hamun memutuskan pergi ke Super Market. Hamun mengambil topinya untuk menutupi identitasnya lalu segera keluar dari apartementnya.
Sesampainya di Super Market Hamun ingin mengambil troli karena dia yakin akan membeli banyak sekali barang. Tapi saat dia ingin menarik trolinya agar terlepas dari troli lain.. tidak bisa ! padahal Hamun sudah menariknya berkali-kali. Untung Super Market itu sedang sepi kalau tidak dia bisa malu setengah mati. Hamun mencoba menarik trolinya lagi tapi karena dia memakai hak yang tinggi dan lantainya licin Hamun malah terjatuh.
Hamun langsung melihat sekeliling tidak ada yang memperhatikannya kecuali satu orang. Hamun yakin namja itu sedang menyembunyikan tawanya. ‘ya Tuhan aku benar-bena malu’ pekik Hamun dalam hatinya. Dia segera berdiri dan berpura-pura tak ada yang terjadinya. Dia mengumpulkan tenaganya dan menarik troli itu lagi.. Tetap tidak bisa!
Tiba-tiba seorang namja menghampirinya. “Itu nyangkut.” Ucapnya sambil menarik besi yang menahan kedua troli itu. Setelah itu namja itu melepaskan trolinya dan memberikannya pada hamun. “Makanya lain kali lihat lagi yang benar, sakit kan kalau jatuh, ah iya lainkali kalau pakai rok pendek jangan lupa pakai celana ketat. Dalamanmu bisa keliatan ah iya kau tidak cocok dengan warna merah muda.”
Hamun terperangah mulutnya terbuka lebar. “K.. KAU!! Hei Kau?! Kau lihat yaaahhhh??!?!” Teriak Hamun.
Laki-laki itu hanya tertawa dan meninggalkan hamun karena dia sudah berjalan menjauh sambil mendorong trolinya.
Hamun menutup mukanya dengan kedua tangannya. Kenapa ia begitu sial akhir-akhir ini? Ya Tuhan  dia bisa gila. Semangat beberlanja Hamun jadi surut tapi tak ada yang bisa ia lakukan ia harus belanja kalau dia masih mau hidup.
Saat hamun mau membayar di kasir setelah membeli semua keburtuhannya dia kembali terlibat dalam masalah. Hamun mengobrak abrik isi tasnya tapi sungguh sial dia benar-benar tidak bawa dompet. Padahal dia yakin dia sudah memasukannya.
“Nona kau mau membayar tidak? Orang di belakang sudah menunggu.” Ucap penjaga kasir itu.
“Tunggu sebentar aku yakin aku sudah memasukannya bagaimana bisa tidak ada?” Hamun masih terus mencari dalam tasnya.
“Ada apa kok lama sekali?” tanya salah seorang pengunjunglain yang juga ingin membayar
“Ah maaf Tuan sepertinya nona ini lupa membawa dompetnya.” Ucap sang penjaga kasir.
“Ah biar cepat biar saja aku yang membayarnya biar masalah ini kami yang selesaikan.” Ucapnya lalu mengeluarkan kartu kreditnya.
Hamun menoleh dan melihat siapa orang yang begitu seenaknya. Hamun tersentak. “bagaimana kau bisa disini?”
”Kita bertemu lagi.” Ucapnya sambil tersenyum.
Hamun menundukan kepala dan mengucapkan terimakasih.
“belanjaanmu banyak sekali.” Ucapnya sambil membantu Hamun membawa belanjaannya.
“Aku jarang belanja jadi sekali belanja beginilah jadinya. Kyuhyun ssi terimakasih banyak... itu mobilku!”ucap Hamun sambil menunjuk satu mobil sedan silver.
“Tidak masalah. Kau tidak usah khawatir, kau bisa membayarku kapan saja.” ucap Kyuhyun lalu menaruh belanjaan itu di bagasi.
“Aku sungguh berterimakasih.  Sampai jumpa lagi.” Hamun tersenyum lalu masuk ke mobilnya.

:::

Satu minggu kemudian…
“Hamun, Manajer barumu akan datang hari ini. Jangan bersikap macam-macam dulu padanya yah. Kau sudah 3 kali ganti manajer.” Ujar seseorang dari telepon.
“baiklah, aku akan berusaha sebaik mungkin.” Ucap hamun lalu mematikan Hpnya. Dia memarkir mobilnya lalu segera turun menuju ke apartementnya. Katanya biar lebih gampang mengontrol dan menjaga Hamun, manajernya akan tinggal satu apartemn dengannya toh apartement Hamun sangat besar dan banyak kamar kosong.
Hamun masuk kedalam apartementnya yang cukup berantakan. Dia langsung menuju keranjangnya dan ingin tidur. Dia sudah benar-benar kelelahan.
Baru tiga puluh menit Hamun membaringkan dirinya di ranjang tiba-tiba bel nya berbunyi. Dia mengabaikan suara itu selama 5 menit dia benar-benar kelelahan .Tapi makin lama frekuensi bel berdenting semakin memekakan telinganya. “Ya Tuhaaann!” teriak Hamun. Lalu dia berjalan keluar dari kamarnya dan ingin tau siapa orang gila yang memencet bel apartementnya.
Hamun melihat dari lobang pintu tapi tampaknya orang itu sedang membalikan badannya. Hamun akhirnya membukakan pintu dan hendak marah. Tapi saat melihat siapa yang didepannya reflex Hamun malah menutup pintunya kembali.
“HEI!! Kau!! Cepat buka Pintunya!” teriak orang dari luar.
“Kenapa dia bisa ada disini?” gumam hamun pelan.
“Kim Hamun buka pintunya!” ucapnya dengan nada perintah.
Dengan perlahan Hamun membuka pintunya. Nyalinya mencuit.
“Kau tahu berapa lama aku menunggumu? 15 menit! Tidak bisakah kau menghargai waktu?” omelnya.
Hamun paling tidak suka ada orang yang membentak-bentaknya seperti ini. “Ini rumahku! Aku bebas melakukan apapun. lagipula kenapa kau disini?! Kau mau apa hah? Tuan muda mesum?!” balas Hamun
“Apa kau bilang?”
“Apa aku harus mengulanginya 2 kali?  Kau tahu kalau aku sedang kesusahan waktuitu tapi kau malah menertawakanku dan yang lebih parahnya kau.. Arghh! Sudahlah aku ingin melupakannya cepat keluar dari rumahku!” omel Hamun lalu dia berusaha mendorong namja itu keluar lalu mengunci pintunya lagi.
“ya!! Kim Hamun aku manajer barumu!!” teriak namja itu.
Hamun segera membuka pintunya. “apa kau bilang?” Tanya Hamun dengan wajah syok.
“Aku bilang aku manajer baru mu.”
“WHAAAAATTT?!!” Hamun Refleks mau menutup pintunya lagi tapi kali ini namja itu berhasil menahannya. Dia segera membuka pintu itu lebar-lebar dan masuk kedalam bersama satu koper dan satu tas ransel yang di bawanya.
“Kau pasti bohong!!” pekik Hamun.
“Kalau tak percaya kau boleh telepon kantor manajemen mu. Aku disini sebagai manajermu. Aku juga tidak mau tapi aku terpaksa!”
“terpaksa? Apa maksudmu?” tanya Hamun penasaran.
“Kau tahu apa yang kumaksud! Suka tidak suka kau harus bertahan karena aku meanajer barumu. Aku juga mengalami hal yang sama. Karena itu kita harus bekerja sama mengertikan, Kim Hamun? Namaku Choi Siwon.” Ujarnya.
“Aku TIDAK MAU!” teriak Hamun.
“Kau harus menerimanya. kau pikir aku mau?” ujarnya lalu berlalu meninggalkan Hamun. Dia mulai melihat seluruh ruangan. “Kau itu perempuan bukan sih? Kamar bisa berantakan seperti ini?” ucap Siwon sambil membersihkan sampah plastik kripik yang dimakan Hamun kemarin malam.
‘Aku lebih memilih dijaga oleh dictator itu dibanding dirinya.’ Batin Hamun. Dia sudah bisa membayangkan kehidupannya yang tidak akan tentram selama mahluk itu disini.
“KIM HAMUN INI KAMAR TAMU APA KAMAR PEMBANTU?!” teriak Siwon saat masuk ke kamar tamu yang letaknya di sebrang kamar hamun.
Hamun menjambaki rambutnya karena stress lalu segera menghampiri Siwon.

:::

“Kau tidak tau kan betapa stressnya aku. Aku hampir gila! aku harus begini! Aku harus begitu, harus rapi. Semua jadwalku diatur olehnya. Dia memang tidak separah manajerku dulu dia tidak membuatku mati kelelahan tapi aku tidak tahaaaannn.” Cerita Hamun panjang lebar.
“Itukan demi kebaikanmu kan Hamun, dia sebenarnya baik.” ujar seorang yeoja yang duduk didepan Hamun.
“Ya Tuhan hana kau harus merasakannya sendiri. Kau pasti merasa kau bisa gila.” ucap Hamun menggebu-gebu.
Hana cuma tersenyum maklum. Sejak kejadian Hamun pingsan dia jadi sering mampir ke kafe Hana, terkadang dia juga bertemu Kyuhyun disana. Kyuhyun juga bersikap sangat baik pada Hamun tapi Hamun merasa itu hal wajar karena dia memang teman Hana. Hubungan Hamun dan Hana juga jadi sangat akrab.
“Ah iya, Hamun kau punya waktu luang minggu ini?” tanya Hana.
Hamun berpikir sejenak. “Minggu ini?? Mm.. sepertinya tidak. Ada apa?”
“Kita pergi ke Taman hiburan yuk. Kau pernah bilang kau penasaran dengan cowok yang kutaksir kan? Aku akan mengajaknya pergi minggu ini. Kau ikut yah? Temani aku! Aku juga akan ajak Kyuhyun oppa.” Ajak Hana Antusias
Melihat Hana begitu semangat Hamun tidak berani menolak. Akhirnya dia tersenyum dan mengangguk.
“ahh kau memang teman terbaikku! Ah tapi pastinya permintaanku merepotkanmu kan kita akan pergi ketempat umum. A!! gini saja aku akan membelikan topi untukmu sebagai ucapan terimakasih kau mau ikut denganku.” Ujar Hana.
“He? Kenapa kau repot-repot sekali, tidak usah aku punya banyak topi di rumah.”
Hana menggelengkan kepalanya. “Karena aku yang mengajak kau harus menurut.” Ucapnya sambil tersenyum manis.
Walaupun Hana suka sekali mengatur tapi dia amat baik terhadap Hamun, dan walaupun Hamun punya pendapat lain Hana pasti akan mendengarkan karena itu dia suka sekali berbicara dengan temannya yang satu ini. Dia juga sangat ceria dan periang.

:::

“Hei, tuan sok ngatur!”
Siwon yang sedang membawa mobil menoleh kearah perempuan di sampingnya. “ada apa?”
“Minggu ini aku mau pergi. Toh kita gag ada pekerjaan. Walaupun kau tidak mengijinkan aku tetap akan pergi.” Ujar Hamun supaya dia bisa pergi. “Memangnya siapa yang akan melarangmu. Toh minggu ini aku juga ada urusan.”
“urusan apa?” tanya Hamun penasran.
“kenapa aku harus memberitahumu? Kau sendiri ada urusan apa?”
Hamun menahan amarahnya. “Kenapa aku harus memberitahumu?!” “karena aku manajermu.”
Hamun menganga tidak percaya atas jawaban Siwon. “Aku mau pergi sesuka hatiku.’
“Jangan pergi ke tempat umum dan ramai pengunjung.”
“Kenapa?”
“Karena kau akan merepotkanku.” Jawab Siwon.
Hamun rasanya ingin melempar Siwon dengan sepatu hak yang dipakainya saat ini. “ Aku mau kencan di taman hiburan, kau tidak perlu khawatir karena dia pasti akan mau ku repotkan tidak sepertimu!” ujar Hamun kesal, saat Siwon ingin membalas ucapan Hamun, hamun segera menyeplos. “Ini hidupku terserah aku. Kau juga terserah kau. Aku lelah mau tidur.” Ucap Hamun lalu pura-pura menutup matanya tapi akhirnya dia benar-benar ketiduran.
Siwon sebarnya ingin sekali bertanya tapi tentu saja dia tidak punya hak, lagipula setaunya hamun tidak punya pacar. Dia jarang memgang Hp atau telepon.
“Hei Hamun! Kita sudah sampai.” Ucap Siwon begitu mematikan mesin mobilnya. Tapi hamun tampak tidur pulas.  “hei nyonya tukang marah-marah kita sudah sampai.”  Ucap Siwon lagi sambil menyentuh tangan Hamun. Tapi Hamun sama sekali belum terbangun.
Siwon memperhatikan wajah Hamun sesat lalu di tersenyum. Dia turun dari mobil lalu segera berlari kepintu tempat duduk Hamun lalu membuka pintu itu pelan-pelan. Dia menggendong Hamun lalu mengunci pintunya dan berjalan menuju lift khusus pegawai agar tidak banyak orang yang melihat.
Setelah sampai di apartementnya Siwon segera menidurkan Hamun di ranjangnya.  Dia memperhatikan gadis itu sekali lagi lalu menyelimuti Hamundan merapikan poni Hamun yang berantakan. Tiba-tiba Siwon merasa jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat. Siwon langsung keluar dari kamar itu dan menenangkan dirinya.
Hamun membuka matanya perlahan-lahan pipinya terasa panas, jantungnya berdetak jauh lebih cepat di banding biasanya. Ujung bibirnya tertarik dan membentuk sebuah senyuman manis.

:::

“Kau sudah mau pergi?” tanya Siwon melihat Hamun yang keluar dari kamarnya dengan baju terusan manis serta satu tas mini.
“mm..” Sejak hari itu entah kenapa Hamun seakan tidak bisa melihat ke mata Siwon, berada disekitarnya saja sudah membuat Hamun sulit bernafas karena jantungnya selalu berdetak lebih cepat.
“Hati-hati kau bilang kau mau ketaman hiburan, kau tidak pakai topi? Kau akan membuat kehebohan nantinya.” Peringat Siwon.
“Jangan khawatir yang mengajakku pergi sudah menyediakannya. Aku pergi dulu.” Ujawab Hamun dan segera keluar dari apartementnya.
Di luar dia kembali mengatur nafasnya dan detak jantungnya. Ini benar-benar tidak baik untuk kesehatannya, pikir Hamun.

:::

“Kau mengajak temanmu dan kakakmu? Kenapa tidak bilang dulu padaku?” tanya Siwon pada seorang gadis berparas cantik.
“Aku ingin memberimu kejutan, kau pasti akan sangat kaget saat melihatnya.” Ucapnya sambil tersenyum ceria.
Siwon hanya berusaha tersenyum, entah kenapa pikirannya melayang dan memikirkan Hamun. Benarkan gadis itu pergi kencan? Kenapa dia harus memikirkannya?  Dan kenapa sekarang dia seperti melihat Hamun di sebrang sana? Apa dia berhalusinansi? Kenapa bersama dengan seorang pria? Siwon mengerjapkan matanya beberapa kali.
“Siwon oppa lihat mereka sudah datang!”  seru perempuan itu dengan senang.
Siwon melihat hamun yang sedang memakan eskrim mengenakan topi putih dan seorang namja di sampingnya yang juga mengenakan topi warna putih.
“Hana!” panggil namja yang berada di samping Hamun.
Hamun menghentikan memakan eskrimnya dan melihat kedepan senyumanya yang mengembang langsung hilang saat melihat Siwon yang berdiri di samping Hana. Eskrim yang dipegangnya terjatuh ke tanah.
“Hamun kau tidak hati-hati untung tidak kena bajumu.” Ucap Kyuhyun lalu memungut eskrimnya dan membuangnya ke tong sampah di bantu Hamun setelah tersadar.
Saat Kyu dan Hamun kembali ketempat tadi Hana langsung membuka mulutnya dan bercerita. “Kyuhyun oppa kenalkan ini yang sering ku ceritakan namanya Siwon. Siwon dulu sunbaeku saat kuliah. Siwon kenalkan ini oppaku Cho kyuhyun, dan perempuan disebelahnya kau pasti sudah tau. Dia Kim Hamun artis yang terkenal itu. Kau kagetkan? Tapi dia teman baikku!” Cerita Hana dengan gembira.
 “Hei Hamun! Siwon sunbae! Kok kalian malah diam? Sudah ku bilang kau pasti kagetkan.” Ucap Hana
“Ah.. iya salam kenal.” Ucap Hamun duluan. Pikirannya kacau balau.
Siwon hanya menjabat tangan Hamun lalu kembali terdiam.
“Ah iya, katanya ada restoran dekat sini baru di buka. Kita kesana yuk?” ajak Hana dan berjalan lebih dahulu sambil menarik Siwon.
Sesampainya di restoran mereka mulai makan.
Hamun mulai menyantap makanannya. Tapi lalu pandangannya beralih pada Siwon dan Hana yang sedang asyik bercerita. Dia berusaha mengambil nafas panjang dan berusaha makan lagi tapi napsu makannya benar-benar hilang.
“kenapa kau tidak enak badan?” tanya Kyuhyun khawatir menyita perhatian dari Siwon yang langsung menatap cemas Hamun.
“Ah tidak, aku baik-baik saja. hanya saja aku tidak begitu menyukai makanan ini.” Hamun berbohong.
Kyuhyun terlihat bingung. Siwon melihat makanan yang di makan Hamun, dia berpikir sejenak. Makanan itu makanan yang cukup di sukai Hamun mereka pernah makan itu waktu sedang break syuting.
“mau menukarnya dengan punyaku? Aku baru menyentuh sedikit makananku.” Ucap Kyuhyun lagi.
Hamun mengangkat kepalanya ingin melihat reaksi dari Siwon tapi laki-laki itu tampak tidak peduli dan meneruskan makannya, sesekali Hana menawarkan makanannya pada Siwon.
‘Aku tidak suka!’ batin Hamun saat melihat semua it. “Baiklah lagipula punyamu terlihat lebih enak. Terima kasih Kyu.” Ucap Hamun sambil berusaha tersenyum lalu menukar makanannya.
Entah kenapa Siwon benar-benar merasa ingin pulang. Sebosan2nya dia saat di kantor dia tidak pernah sampai merasa seperti ini.
Setelah makan mereka berjalan di sekitar taman lagi. Lalu Hamun menghentikan langkahnya saat melihat sepasang gelang tangan dengan bandul berbentuk hati. Ia sangat menyukainya. Ia membayangan dirinya dan Siwon memakainya.
“Hamun kau sedang apa?” tanya Hana sambil menghampiri Hamun saat menyadari sahabatnya hilang.
“Ah tidak apa-apa.” Ucap Hamun.
“Eh lihat yang ini manis sekalikan?” ujar Hana sambil menunjuk gelang yang tadi di lihat Hamun. “Ah bagaimana kalau aku membelinya untukku dan Siwon sunbae? Hei Hamun apa menurutmu dia akan menyukainya?” tanya Hana dengan semangat.
 Hamun tersentak tapi sedetik kemudian dia tersenyum dan mengangguk.
“kau memang teman yang terbaik.” Ucap Hana lalu membeli gelang itu.

:::

“Jadi itu pacarmu?” tanya Siwon saat mereka pulang berjalan kaki.
“haruskah ku jawab?” tanya Hamun sinis.
Siwon kembali terdiam.  “Kau bohongkan? Kau tidak pacaran dengannyakan?” tanya Siwon lagi
“Apaan sih?”
“kau tidak terlihat senang saat bersamanya.”  Ujar Siwon.
Hamun berpikir sejenak lalu entah kenapa rasanya dia jadi sangt kesal. “Jadi kau pacaran dengan Hana? Karena kau terlihat sangat bahagia bersamanya? Lalu aku juga tau dia membalikan gelang untukmu!” Ceplos Hamun.
“kenapa kau jadi menghubung-hubungkan hal ini dengan Hana?!” tanya Siwon.
“karena aku…” Hamun menghentikan kata-katanya dia juga bingung. ‘cemburu?’  apakah mungkin Hamun benar-benar merasa cemburu. “Lupakan, aku malas berdebat.”
“Kau suka pada Kyuhyun?” tanya Siwon lagi.
Untuk kesekian kalinya Hamun menghela napas di hari ini. “Aku bilang aku sedang malas berdebat!”
“Kyuhyun jelas-jelas terlihat menyukaimu.”
Hamun benar-benar tidak mengerti ada apa dengan siwon. Hamun lelah, dia lelah melihat Siwon tertawa bersama hana, dia lelah Siwon perhatian terhadap Hana, Dia lelah Siwon pura-pura tidak mengenalinya. “Aku juga jelas-jelas menyukaimu apakah kau tidak melihatnyaaa?!!!!” Teriak Hamun lalu dia berlari meninggalkan Siwon yang terpaku di tempatnya.

:::

Hamun mengunci dirinya di kamar.  Dia tidak ingin bicara pada siapapun atau bahkan bertemua dengan Siwon. Pikirannya terasa kacau. Tiba-tba saja dia mendengar pintu di ketuk.
“Hamun, aku akan pergi sebentar, kau keluarlah makan. Aku sudah buatkan bubur untukmu. Jangan mengurung diri seperti ini. kita harus menyelesaikan masalah ini. Aku pergi dulu.”
Tak berapa Hamun mendengar bintu depan terbuka lalu di tutup lagi. Hamun memberanikan membuka pintu kamarnya. Lalu dia berjalan ke meja makan. Dia memakan bubur yang tersedia walau hanya beberapa sendok setidaknya dia mengisi perutnya. Matanya teralih pada sebuah note yang di tinggalkan siwon di pintu kulkas.  Hamun berjalan dan mengambilnya.
‘temui aku di gedung belakang apartement jam 5 sore’
Hamun menarik nafas panjang lalu dia membereskan sisa makanannya.
Tiba-tiba saja telepon rumahnya berdering, Hamun segera mengangkatnya.
“Hamun aku ada di depan rumahmu.” Ucap seorang namja dengan suara yang Hamun kenal.
“Akan segera kubukakan.” jawab Hamun setelah berpikir sejenak.
Hamun berlari kedepan pintu dan membukanya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Kyuhyun.
Hamun mengangguk.
Kyuhyun tersenyum. “kau sudah makan? Aku buatkan bubur yah? Ah atau kau ingin yang lain?”
Hamun menggelengkan kepalanya. “Aku sudah makan tadi. Siwon memasakannya untukku.” Ujar Hamun keceplosan.
“Siwon?”
Hamun benar-benar mengutuk dirinya yang begitu bodoh. “ng.. sebenarnya Siwon itu manajerku dia sudah hampir 3 minggu disini.”
“HAH?!”
Hamun tidak tau harus bagaimana lagi, toh sudah terlanjur. “Dia mengurusku.”
“Ah.. tapi kau tidak punya perasaan padanya kan?” tanya Kyu lagi.
Hamun terkaget dengan pertanyaan itu.  “A.. aku..”
“jangan katakan kau menyukainya. Aku menyukaimu Hamun. Aku sudah heran dengan sikap kalian kemarin.” Ujar Kyuhyun wajahnya terlihat sedih
“maaf.” Ucap Hamun.
“kau istirahatlah, aku butuh berpikir saat ini.” ucap Kyuhyun lalu meninggalkan  Hamun.
Tanpa sadar air mata hamun sudah menetes. Kenapa menyukai seseorang saja harus menyakiti orang lain juga? Kenapa harus terasa sakit?

:::

"Kau dan Hamun?" tanya Hana.
Siwon mengangguk. "Aku menyukainya."
"ta.. tapi aku.. Aku juag menyuakimu, sudah dari dulu.. sejak kita kuliah. kau tahu itukan?" Hana berusaha menahan air matanya.
"Maaf.." ucap Siwon.
Hana berusah mengambil nafas panjang dan menghembuskannya. "Hamun wanita yang baik. pergilah." ucap Hana.
"Dia tidak ada baik-baiknya dia galak dia suka marah-marah dan mengomel, tapi entah kenapa..."
"Aku mengerti.. Aku berbeda darinya karena tiu kau menyukainya. Kau mau melihat airmataku mengalir baru kau akan pergi?" tanya Hana dengan sedikit nada bergurau.
"Teriama kasih Hana kau sangat baik."
"aku menyukaimu karena itu aku ingin yang terbaik untukmu,, dan Hamun adalah sahabatku." ucap Hana tulus walau Hana memaksakan senyumanya. 
"Jeongmal gomawoyo." ucap Siwon lalu memeluk Han lalu berjalan keluar dari ruangan Hana.
"Bebahagialah." ucap Hana dipanjatkan dalam doanya. Jika ini yang terbaik dia akan melepasnya..

:::

Hamun berlari menuju lift. Dijamnya sudah menunjukan pukul 5 kurang 3 menit. Dia ketiduran karena terlalu pusing sampai akhirnya telat bangun. “Ayolah cepat!” ucap Hamun berdoa lift nya segera terbuka.
Saat lift terbuka dan hamun masuk kedalam setelah turun beberapa lantai tiba-tiba saja mati lampu. Hamun hampir gila di dalam untung dia tidak sendirian. Hampir sekitar sepuluh menit sampai akhirnya lift itu menyala lagi. Dia berlari keluar gedung apartement dan menuju gedung belakang. Tau-tau nya sepatu haknya patah. Kenapa dia sial begini? Hamun melihat jam tangannya sudah jam 5 lewat 13 menit.
Akhirnya Hamun nekat melepas sepatunya dan berlari di jalan berbatu itu.  Kakinya terasa sakit tapi entah kenapa dia terus berlari sampai dia melihat seorang pria sedang melihat kearah jam tangannya.
“Siwon!” panggil Hamun.
 Siwon melihat kearah Hamun. “Kau membuatku menunggu 15 menit. tidak bisakah kau lebih menghargai waktu?”  Ucapnya dengan nada marah. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum.
Saat Hamun hendak berjalan lagi kakinya terasa sangat sakit. Dia melihat kearah kakinya sudah berdarah. “auch..” rintih Hamun.
Siwon melihat kearah kaki Hamun. “apa yang kau lakukan dasar gadis bodoh.” Ucapnya lalu melihat lurus ke mata Hamun.
“Aku benar-benar bodoh, kau benar. Setiap kali aku memandang matamu itu aku benar-benar merasa aku orang terbodoh di dunia. Kenapa kau memandangku seperti itu?”  
“Karena aku ingin matamu hanya melihat kearahku.” Ucap Siwon.
“Kau jahat. Kau benar-benar jahat.” Ucap Hamun sambil menunduk. Menatap mata Siwon membuatnya tidak sanggup berpikir.
Tiba-tiba saja Siwon mengangkat wajah Hamun, “lihat aku.” Seakan ucapan itu adalah perintah. “aku menyukaimu. Bisakah kau melihatnya?”
Hamun terperangah. Setetes air matanya mengalir. Matanya yang begitu jernih dengan senyuman khasnya sungguh membuatnya luluh.

‘Bisakah kau melihatnya? Kedalam mataku. Bahwa aku disini dan mencintaimu.
Lihatlah baru kau akan mengerti, karena matamu tidak akan bisa berbohong.’  

~ THE END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar